Skip to main content

Highlight

Lebih Sakit Meninggalkan atau Ditinggalkan?

Menyalahkan Diri Sendiri

Menjelang sore, langit tak menentu. Saya mandi cepat setiap hari senin karena jadwal kuliah sore. Setelah rapi, hujan turun secara tiba-tiba dengan cukup deras. Tidak punya payung, tidak punya jas hujan. Entahlah, saya tidak berniat membeli barang-barang sepenting itu di musim hujan. Saya menyukai hujan, senang jika kehujanan.

Seorang teman mengirim sms bahwa kelas masih sepi, hanya ada sekitar empat orang anak. Maka saya bersantai di balkon kos-kosan sembari menikmati wifi gratis yang entah datang dari mana dan hujan berhenti secara perlahan. Saya memutuskan berangkat setelah dosen datang, bosan terus-terusan menunggu dosen yang tidak pernah tepat waktu. Namun tidak berapa lama, ada sms pemberitahuan bahwa Pak Yan, dosen Teori Pembangunan datang dengan sepuluh mahasiswa yang baru hadir. Maka saya berlari ke kamar, memakai kerudung dan saat hendak berangkat hujan turun lagi secara mengagetkan. Setelah menunggu sejenak, saya berangkat dengan menerjang hujan rintik-rintik. Namun sesampainya di kelas Pak Yan tidak ada. Saya memaki teman, mengira dia berbohong.

“Tadi udah dateng, tapi keluar lagi nggak tau kemana.”

Selang beberapa menit, Pak Yan masuk lagi dan perkuliahan dimulai. Walaupun rasanya selalu malas saat akan berangkat kuliah sore, kuliah Teori Pembangunan selalu menyenangkan. Cara Pak Yan mengajarkan tidak melulu tentang teori, tetapi contoh nyata dengan gaya bercerita yang menghibur. Rasanya saya tidak ingin berhenti tertawa sepanjang mata kuliah yang diampu Pak Yan.

Ada yang berbeda dari mata kuliah sore ini. Tentang Materi yang disampaikan Pak Yan, membuat saya merenung setelah lelah menghampiri menjelang tidur.

“Hakekat manusia adalah untuk mencari kenyamanan. Mereka kerap menyalahkan sesuatu untuk mencari pembelaan diri, untuk mendapatkan rasa aman. Contohnya, ada mahasiswa yang tidak kunjung lulus dan kalau ditanya alasannya, katanya saya sebagai dosen pembimbing sulit ditemui. Padahal saya selalu menyediakan waktu. Contoh lain, banyak mahasiswa ketika saya tanya kenapa nggak paham materinya, alasannya karena dosennya tidak pernah berangkat. Padahal mereka mempunyai buku, mereka kan bisa membaca. Satu lagi, kalau ada laki-laki yang senang memukul perempuan, sebenarnya laki-laki itu mencari rasa aman supaya dianggap  kuat.” 

Benar. Itulah manusia. Selalu mencari pembelaan-pembelaan dengan menyalahkan apa saja. ketika sudah menyalahkan sesuatu, manusia akan merasa aman. Saya pun kerap  melakukan hal itu. menyalahkan apa saja untuk sekadar menenangkan diri. Banyak mencari celah untuk mendapatkan rasa nyaman walaupun menyalahkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Saya sering menyalahkan apa saja, lalu merasa semua selesai karena menganggap kesalahan bukan ada pada saya lagi.

Cobalah sekali-kali menyalahkan diri sendiri. Saya sering datang ke kelas terlambat karena  tidak bisa mengontrol diri. kalau sedang ngobrol, lupa waktu, lupa kalau harus mengajar. Makanya sering terlambat. Yang itu salah saya.”

Comments

Post a Comment

Berikan komentarmu untuk tulisan ini, yuk! Btw kalau mau komen bisa lewat PC ya :)