Skip to main content

Highlight

Lebih Sakit Meninggalkan atau Ditinggalkan?

[ REVIEW ] Drama Korea Move to Heaven

Move to Heaven

Kadang saya berpikir kayanya sepanjang hidup terlalu cengengesan deh. Saking cengengesannya, ada temen yang bolak-balik nanya satu hal yang sama.

"Kamu pernah nangis nggak sih?"

Buset dah.... NANGIS LAH MASA NGGA.

Banyak momen di mana saya sediiiiih banget, ya namanya juga hidup, Bro. Terus setiap harus keluar rumah pas lagi sedih gitu, pasti saya mikir kayanya ntar di depan orang bakalan keliatan beda banget deh kaya sad girl gitu.

Namun tidak pemirsa.

Ternyata saya tetep nyengir. Jadi gagal caper.

:(

Padahal pengen ditanyain juga kan, "Kamu kenapa? atau "Kamu kok kayanya hari ini beda?"

Terus saya jawab gitu, "Nggak apa-apa" sambil senyum sok misterius.

WKWKWKWKWKWKWKWKW NGGA COCOK .

Terus suatu hari ketika dapet pertanyaan yang sama lagi gara-gara seharian enerjik banget dikit-dikit joget, nah tunggu yang ini saya jadi mikir..

"Kamu pernah nangis nggak?"

LAIYA KAPAN TERAKHIR KALI SAYA NANGIS YANG SAMPAI SESENGGUKAN BANGET GITU YA?

Loading......................................................................

Nggak inget.

2021 ini waktu jalannya cepet banget dan saya nggak ngerasain apa pun. 

Padahal saya meyakini nangis tuh kaya semacem membersihkan diri. Tapi nggak ada momen titik balik yang bikin saya merasa harus nangis karena pandemi ini membuat kehidupan berjalan begitu-begitu saja. Kayanya masalah juga muter-muternya di situ aja. Semuanya saya jalanin aja di tengah ketidakpastian pandemi ini. Jadi ya kaya mau nangisin apa aja bingung.

Sampai akhirnya saya nonton Drama Korea Move to Heaven.

Padahal saya udah lama banget nggak nonton drama atau film. Tiap hari saya cuma bolak-balik di Netflix, VIU, Iqiyi, nonton drama atau film cuma beberapa menit, tinggalin. Tapi kekuatan poster sebuah drama tuh nggak bisa dimungkiri. Saya suka banget poster drama Move to Heaven.



Kebetulan memang banyak temen-temen yang share Move to Heaven di IG Story dengan emoji berlinang air mata. Dan anehnya algoritma TikTok bisa pas banget, FYP akun saya kok munculnya drama Move to Heaven.

Pas banget. Oke mari buktikan kalau saya masih punya hati yang melankolis.

Pemeran Move to Heaven

Move to Heaven
Dari kiri: Yoon Na-Mu, Cho Sang-Gu, Han Geu-Ru | Foto: Instagram Netflix

Lee Je-Hoon sebagai Paman Cho Sang-Gu

Tang Joon-Sang sebagai Han Geu-Ru

Hong Seung-Hee sebagai Yoon Na-Mu, teman Han Geu-Ru

Ji Jin-Hee sebagai Han Jeong-U, ayah Han Geu-Ru

Sinopsis Move to Heaven

Move to Heaven

Drama sepanjang 10 episode ini menceritakan tentang kisah cleaner yang pekerjaannya membersihkan TKP orang-orang meninggal khususnya seorang diri. Membersihkan barang-barang, dan menemukan apa yang tertinggal dari mereka yang pergi untuk diserahkan kepada yang ditujukan.

Cleaner yang bukan sekadar cleaner. Han Jeong-U dan sang anak Han Geu-Ru, berusaha untuk menemukan dan menyampaikan pesan-pesan dari mereka yang pergi.

Konflik dimulai ketika ayah Han Geu-Ru meninggal dunia karena sakit. Tiba-tiba muncullah Cho Sang-Gu yang merupakan Paman Han Geu-Ru setelah keluar dari penjara. Sang-Gu ditunjuk oleh ayah Geu-Ru untuk menjadi wali.

Butuh waktu tiga bulan untuk Sang-Gu dinyatakan layak menjadi wali. Sementara keinginan awal Sang-Gu menjadi wali adalah mengincar harta dan properti aja. Tapi menjadi wali Han Geu-Ru berarti juga harus bekerja di Move to Heaven sebagai cleaner.

Dibantu Yoon Na-Mu yang merupakan tetangga dan sahabat Han Geu-Ru sejak kecil, Han Geu-Ru dan Sang-Gu pun menyampaikan pesan masing-masing orang yang telah berpulang, termasuk ayah Han Geu Ru.

Review Move to Heaven

Baru episode 1 saya udah nangis. Karena ceritanya tentang orangtua. Nggak kuat saya deh kalau ceritanya udah tentang orangtua. Saya langsung berlinang air mata, tapi belum yang sampai banjir banget.

Episode demi episode terlalui dengan menyampaikan pesan demi pesan. Sebenernya drama dengan tema ini udah umum dan bukan pertama kali. Let's Fight Ghost dan Mystic Pop Up Bar yang saya tonton beberapa waktu lalu juga menyajikan tema model seperti ini. Maksudnya per episode tuh menyelesaikan urusan beda-beda orang.

Kalau buat saya pribadi, episode demi episode ini menyajikan kisah yang berakhir mengharukan, nyesek, dan hangat. Kalau orang-orang bisa nangis di tiap episode, saya cuma nangis kisah keluarga Han Geu-Ru karena memang sekuat itu kisahnya.

Poin plus-nya, Move to Heaven nggak melulu memberikan kisah penuh air mata, tapi juga komedi yang ringan, dan kehangatan.

Jadi buat yang pengen menonton drama yang berkesan, tentang cinta tulus sesama manusia, Move to Heaven memberikan itu semua.

Move to Heaven: Kisah mereka yang meninggal dunia

Pada akhirnya, yang tersisa hanyalah kenangan tentang orang yang kita cintai.

Jadi, buatlah kenangan indah sebanyak mungkin.

Move to Heaven khusus membersihkan peninggalan mereka yang meninggal sendirian, tanpa kerabat maupun keluarga. Dalam proses pemindahan terakhir itu, Han Geu-Ru belajar dari sang ayah untuk membaca pesan-pesan dari mereka yang pergi untuk kemudian disampaikan pada orang yang tepat.

Dari setiap kisah di Move to Heaven, semuanya mengerucut pada satu pembelajaran yang sama: Bahwa yang tersisa dari mereka yang pergi adalah kenangan tentang orang dicintai.

Jadi sedih pas nulis review ini. Karena bisa jadi, pesan untuk orang yang kita cintai selama hidup nggak tersampaikan saat kita pergi.

Kisah Han Geu-Ru dan Han Jeong-U

Han Geu-Ru dan Sang Ayah

Menjadi Han-Geu Ru bukan kesalahan dan menjalani hidup seperti yang kita yakini itu penting.

Sejak episode 1, penonton akan dibawa dalam hangatnya hubungan ayah dan anak. Han Geu-Ru yang mengalami Sindrom Asperger, memiliki ayah yang begitu menyayanginya.

Scene kebersamaan Han Geu-Ru dan ayahnya cuma satu episode, tapi dampaknya bisa sampai keseluruhan episode karena rasa sayang sang ayah berdampak dalam seluruh aspek keseharian Han Geu-Ru.

Sesimpel Han Geu-Ru selalu mengingat kata-kata ayahnya yang sangat positif, membuat yakin kalau kita hanya harus berpikir baik-baik tentang diri kita dan kehidupan kita. Nggak ada yang salah ketika kita terlahir ke dunia ini, dalam keadaan apa pun. Kita hanya harus menjalani hidup sesuai pikiran dan keyakinan kita. Jangan biarkan orang lain yang berkata buruk tentang kita atau mengkritik sikap kita memengaruhi hal-hal yang kita yakini.

Ih makin chakep ya saya merangkai kata-kata ala-ala NKCTHI gitu. WKWKWKWK.

Kisah Han Geu-Ru dan Yoon Na-Mu

Yoon Na Mu yang selalu mengkhawatirkan Han Geu-Ru

Yoon Na-Mu, tetangga depan rumah Han Geu-Ru yang selalu mengikuti Han Geu-Ru ke mana-mana, melindungi Han Geu-Ru, dan memuja Han Geu-Ru adalah salah satu bagian terbaik dari drama ini.

Karena cerita mereka masih di umur 20 tahun, kisah Ha Geu-Ru dan Yoon Na-Mu adalah tentang persahabatan yang hangat. Walau pun penonton udah tau ke mana arah hati Yoon Na-Mu.

Melihat Han Geu-Ru dan Yoon Na-Mu itu bikin mikir sih... Siapa ya sahabat yang bakalan saya bela habis-habisan kaya gitu?

Akhirnya tersadar kalau entah sejak kapan manusia jadi egois. Mungkin dulu punya sahabat yang dibela habis-habisan, terus semakin dewasa mulai sibuk membela diri sendiri, sampai akhirnya merasa terseok-seok karena sibuk membela diri sendiri, sendirian....

Ya meski pada akhirnya kita memang akan membela diri sendiri, sendirian. Tapi dari Yoon Na-Mu kita belajar bahwa ada seseorang yang ikut membela kita adalah sebuah berkat dalam hidup.

Chakep lagi bahasanya.... WKAKKAKAKAKA.

Kisah Cho Sang-Gu, orang baik yang bingung

Han Geu-Ru dan Paman Cho Sang-Gu

Cho Sang-Gu yang dari awal diceritakan sebagai mantan tahanan, lalu pelan-pelan ditunjukkan kehidupannya yang merupakan seorang 'petinju', penuh amarah yang meledak-ledak, ternyata hanyalah orang baik yang bingung.

Episode demi episode secara detail menunjukkan sisi Cho Sang-Gu yang sebenarnya, masa lalunya, dan yang membuatnya menjadi sosok penuh amarah.

Ketika luka masa lalu dan kesalahpahaman mulai terungkap, saat itulah penonton menyadari betapa hangat dan tulusnya Cho Sang-Gu. Nggak nyangka aja Cho Sang-Gu punya hati sebesar itu. :")



Sementara hubungan antara paman dan keponakan ini... Kita tahulah akhir hubungan Han Geu-Ru dan sang Cho Sang-Gu akan berakhir mengharukan. Tapi tetep aja kita bakalan tetap hanyut sama ceritanya dan ujungnya.... nangis haru.

Cho Sang-Gu adalah orang baik yang bingung. Selalu marah, selalu bilang nggak, tapi sebagai paman selalu aja menolong Han Geu-Ru dalam keadaan apa pun.

Hubungan mereka terus membaik dari episode demi episode seiring dengan terungkapnya sisi Cho Sang-Gu yang sebenarnya.

Sebuah hubungan keluarga yang pada akhirnya nggak bisa tergantikan oleh siapa pun.

Kisah keluarga Han Geu-Ru: Sang Ayah yang pergi meninggalkan pesan


Episode 8 dan 10 Move to Heaven adalah bagian tersedih. Nggak pakai soundtrack, nggak pakai zoom in zoom out.

Ayah Han Geu-Ru pada awalnya dikira pergi tanpa pesan. Tapi sebenarnya, pesan itu hanya perlu diamati secara seksama dan ditemukan.

Ayah Han Geu-Ru yang pergi tanpa menyampaikan sepatah kata pada Cho Sang-Gu ternyata menyampaikan pesan lewat Han Geu-Ru. Sebuah pesan yang bukan berisi kata-kata, tapi hal-hal yang harus dilakukan satu hari setiap tahunnya, yang akhirnya 'dibaca' Cho Sang-Gu.

Ayah Han Geu-Ru meninggalkan pesannya untuk Cho Sang-Gu sang adik yang dicintainya itu lewat taman hiburan, pizza, ayam, jjajangmyeon, dan sepatu Nike.

Langsung nyesek banget pas akhir episode 8, langsung ikut merasakan menyesal karena bisa jadi, kita yang gagal menyampaikan pesan pada mereka yang pergi duluan.

Begitu Move to Heaven memasuki episode 10, di mana kisah keluarga Han Geu-Ru terungkap, ketika kasih sayang ayah dan ibu Han Geu-Ru akhirnya ditampilkan, saat itulah saya nangis sampai sesenggukan banget. Nangis sampai yang saya nangis sambil ngomong, "Ya Allah aku sedih banget" terus kipas-kipas mata pake tangan.

Han Geu-Ru yang selama 10 episode sibuk membaca pesan orang lain, justru tidak siap membaca pesan dari sang ayah. Ketika di episode 10 akhirnya Han Geu-Ru merelakan kepergian sang ayah dan melakukan proses pemindahan terakhir, membereskan barang-barang sang ayah, akhirnya menemukan pesan yang selama ini dikira tidak pernah ada.

Saya udah rewatch episode 10 tapi masih aja nangis.

Nggak kuat saya kalau cerita udah tentang orangtua dan anak. Dulu tuh ya, saya selalu merasa kalau saya secinta itu sama orangtua saya. Tapi akhirnya saya menyadari bahkan ketika saya belum menjadi orangtua, bahwa cinta orangtua ke anak sedalam itu, setulus itu, nggak ada lawan, dan nggak bisa kita bales sampai kapan pun.

Kisah keluarga Han Geu-Ru adalah salah satunya.

*Masih nangis*

*Sampai nggak sanggup bikin judul buat postingan ini karena perasaan terlalu campur aduk*

Tapi jangan khawatir, Move to Heaven nggak melulu memberikan haru-haru dan air mata. Tentu saja komedi-komedi ditampilkan secara pas, yang datangnya justru dari Cho Sang-Gu dan Yoon Na-Mu.

Asli ya, dua orang itu selalu berantem tapi bisa selucu itu. Begitu mereka berdua kompak juga tetep selucu itu.

Saking lucunya mereka berdua banyak yang nge-ship Cho Sang-Gu dan Yoon Na-Mu walau pun beda umur jauh banget. Kan paman sama temennya keponakan. Aduh tapi memang kocak banget mereka berdua.

Tim Move to Heaven

Pokoknya, dari Move to Heaven, saya kembali teringat hubungan baik dan hangat antar manusia. Dari Move to Heaven, saya jadi teringat bahwa saya punya orang-orang yang saya cintai di hidup ini, yang entah akan ditinggalkan atau meninggalkan terlebih dulu.

Dan pada akhirnya, yang tersisa hanyalah kenangan tentang orang yang kita cintai. Jadi, buatlah kenangan indah sebanyak mungkin.

Comments

  1. belum bisa move on dari drama ini, jadi baca2 reviewnya eh nemu ini. Makin gabisa move on :((. Anyway, aku ada review juga di blog bisa mampir ya di ricasady.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Saya nonton serial ini di tahun 2021. Selalu ingin nulis tentang serial ini tapi belum kesampaian, setelah baca review mba Elga, langsung flashback lagi ke episode2 akhir Move to Heaven yang bikin mewek banget. Semoga bisa ku realisasikan nulis impresiku ttg serial ini di www.chindycerita.com Terima kasih untuk tulisan lengkap nan menarik ini, mba Elga.

    ReplyDelete

Post a Comment

Berikan komentarmu untuk tulisan ini, yuk! Btw kalau mau komen bisa lewat PC ya :)