Skip to main content

Highlight

Lebih Sakit Meninggalkan atau Ditinggalkan?

Berakhir di Pantai Ayah



Dari dulu pengen banget ke Pantai Menganti. Akhirnya, libur panjang kemarin kesampaian. Bapak sama Ibu dengan senang hati pergi travelling bareng. Setelah aku dan Bapak nanya temen masing-masing arah Pantai Menganti, akhirnya kami berangkat. Intinya dari Pantai Ayah lurus lagi.

Kita berangkat nggak lewat Banyumas, tapi lewat Kroya. Setelah beberapa kali nanya orang, akhirnya kita sampai di Pantai Ayah dan nanya sama penjaga retribusinya dimana letak pantai Menganti. Katanya, lurus terus aja masih 7 KM. Jalannya nanjak. Iya, nanjak.. berkelok-kelok dan sempit.

“Pah, Pah, ini horror sumpah. Takut..”

Kita jalan di belakang mobil, selalu jaga jarak karena takut mobil depan mundur mendadak. Dan mobil depan salah jalan, dan akhirnya mobilnya yang jadi di belakang kita. Frustasi sama jalan berliku yang nggak berhenti-henti, akhirnya kita berhenti di salah satu warung.

“Permisi bu, mau nanya. Jalan ke Pantai Menganti bener ke sini?”

“Oh iya.. itu, pantainya.”

Ibu penjual warung menunjuk suatu arah dan kalau itu adegan film, kamera pasti lagi zum wajahku dengan tampang shock. Gila, masih jauh banget! Dan nggak cuma mobilku, mobil belakang juga ikut berhenti. Belum lagi  rombongan orang-orang travelling juga banyak yang berhenti buat mikir dulu mau lanjutin perjalanan atau nggak. Jiwa travelling ciut seketika. Kalau naik motor jelas masih berani banget. Naik mobil dengan jalan sempit, berkelok dan kanan kiri jurang? Tunggu dulu. Saya belum menikah.





“Gimana? Lanjut nggak?”

Bapak jelas berani, tapi ngelihat Ibu yang waktu ke Dieng aja minta pulang liat jalannya (dan harus dibujuk rayu buat ngelanjutin perjalanan), kayanya nggak yakin deh Ibu mau lanjutin perjalanan. Akhirnya, kita memutuskan untuk istirahat aja di warung. Mobil di belakang kita? Mereka juga duduk-duduk, dan jalan ngelewatin bukit ke pantainya. Edan, itu jauh banget, mana panas. Bener-bener niat.


Akhirnya, kita turun ke pantai Ayah. Nggak apa-apa lah, yang penting udah tahu, udah punya cerita. Karena travelling itu selalu berbuah cerita.






Sayangnya, Pantai Ayah lagi surut. jadi kaya lagi nggak di pantai. Oh iya, kita bisa nyebrang ke pulau sebelah, ke pasar ikan. Naik perahu cuma Rp5.000. Kata salah satu nelayan di situ sih, Pantai Ayah ini masih Kebumen. Tapi kalau pulau seberang udah masuk Cilacap.

Akhirnya kita pulang lewat Gombong dalam keadaan hujan deras. Gara-gara hujan, jalan nggak kelihatan dan kita jadi nyasar beberapa kali. Travelling selalu bikin seneng sih, walaupun semua nggak selalu berjalan sesuai apa yang diharapkan.

Comments