Skip to main content

Highlight

Lebih Sakit Meninggalkan atau Ditinggalkan?

Lari


Langit pagi disela gedung hotel UNY dan tempat fotokopian


Saat di sekolah, saya lemah dalam pelajaran olahraga. Padahal, Ayah jago olahraga. Bahkan saya tidak bisa olahraga roll depan dan lemah dalam olahraga lari. Stamina saya cukup buruk untuk olahraga lari. Saat duduk di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, nilai lari saya paling-paling hanya 70. Saat berada di sekolah menengah atas, saya kerap mengakali setiap olahraga lari.  Ketika guru memerintahkan lari memutari sekolah sampai lima kali, saya berlari setengah putaran, bersembunyi di halaman belakang sekolah dan menunggu teman-teman sampai di putaran kelima. Setelah itu, saya ikut berlari seakan sudah menyelesaikan lima putaran dengan wajah pura-pura lelah. Beruntung, teman-teman saya tidak pernah benar-benar marah dengan sikap saya namun justru menertawai. Teman-teman SMA saya sangat baik dan menyenangkan.

Saya tidak suka berlari. Saya mudah lelah dan saya tidak punya banyak tenaga untuk berlari.

Kadang-kadang, sifat tak suka berlari tidak baik. Karena tidak suka berlari itulah, saya sering ketinggalan dari orang lain. Karena tidak suka berlari, orang-orang mendahului saya. Saya tidak suka berlari dalam berbagai hal, sehingga kadang-kadang saya harus melihat teman-teman saya berada di depan dan di belakang sudah tidak ada siapa-siapa.

Karena mudah lelah, ketika berlari saya sering beristirahat, hanya berniat berhenti memandang sekitar. Tetapi waktu istirahat saya kerap lebih lama daripada waktu berlari. Pada akhirnya, sampai hari ini saya sering berada di belakang orang-orang.

Dulu, saya pernah menghabiskan tiap hari minggu di GOR Universitas Negeri di kota, berlari-lari memutari sirkuit dan hanya kuat dua putaran. Setelah itu saya lelah dan tidak pernah menemukan manfaat dari lari. Tetapi saya tetap berlari setiap minggu. Karena saat itu, ada seseorang yang berlari bersama saya. Saya berhenti, dia meneruskan larinya. Dia baru selesai berlari dan menemui saya di saat nafas saya sudah kembali normal.

Kata orang, lari pagi ataupun lari sore itu sehat. Saya bertanya-tanya di mana efek sehatnya karena yang saya dapat hanyalah lelah. Kata orang, saat keringat keluar setelah berlari itu rasanya segar. Saya terheran-heran karena saya tidak merasa segar ketika keringat hasil berlari keluar di tubuh saya.

tumblr.com

Beberapa bulan terakhir saya gelisah. Saya merindukan lari pagi, tetapi sangat sulit bangun pagi. Berkali-kali berjanji pada diri sendiri untuk bangun pagi dan berkali-kali membuat rencana lari pagi bersama teman-teman namun selalu saja gagal. Lalu pagi itu, saya berhasil. Dengan dibangunkan susah payah oleh teman satu kos, saya berhasil bangun, mencuci muka dan memakai sepatu olahraga lagi tanpa lupa memasang headset: menikmati lari, pagi, matahari terbit  dan lagu. Saya menikmatinya.

Mulai sekarang saya akan berlari lagi. Berlari mengejar cita-cita seperti dulu saya berlari mengejar ujian masuk perguruan tinggi. Saya tidak mau tertinggal lagi, tidak mau lagi-lagi melihat teman-teman saya berada di depan sedangkan saya masih berhenti. Saya akan beristirahat menikmati hasil keringat saya sepanjang berlari. Saya akan memulai lebih banyak berlari daripada beristirahat.


Langit pagi karangmalang


Comments