Skip to main content

Highlight

Lebih Sakit Meninggalkan atau Ditinggalkan?

[ REVIEW ] Drama Korea Soundtrack #2: Mencari Apa yang Kita Suka adalah Teka-teki yang Menyenangkan

Jujur gue kaget kalau 2023 udah hampir selesai. Rasa-rasanya tahun ini berjalan cepat dan sibuk sekali. Udah lebih dari satu tahun gue tinggal di Jakarta dan semakin ke sini gue semakin kehilangan arah.

Ternyata di mana-mana kita emang bakal kehilangan arah, apalagi kalau kita nggak ngerti apa sebenarnya yang kita suka. Atau sebenarnya kita tau apa yang kita suka, tapi kita nggak punya hati yang cukup besar bahkan untuk memimpikannya.

Kaya gue beberapa waktu ini.

Semakin hari gue semakin bingung. Semakin hari, hati gue semakin menciut untuk memimpikan semua hal yang gue suka. Gue terlalu realistis dan keras untuk diri sendiri. Gue bener-bener udah kaya Hyeon Seo di Drama Korea Soundtrack #2.

Tapi semoga gue nggak seproblematik dia. WKWKWKWKWKWKWK.

Sinopsis Soundtrack #2

Drama Korea Soundtrack #2 menceritakan tentang Hyeon Seo (Keum Sae-Rok) dan Ji Suho (Noh Sang-Hyun) yang waktu kuliah adalah sepasang kekasih. Tapi tiba-tiba, Hyeon Seo mutusin Suho tanpa alasan yang jelas. Parahnya, Hyeon Seo mutusin Suho pas mereka mau liburan dengan uang yang dikumpulin Suho.

Terus, Hyeon Seo ilang gitu aja. Suho mengira kalau dia diputusin karena miskin. Makanya, Suho kerja keras sampai akhirnya kaya raya dan punya perusahaan sendiri dalam empat tahun.

Kok bisa ya ada yang sesukses itu dalam empat tahun, pasti Suho nggak sering scroll TikTok sampai subuh.

Suatu hari, kondisi Suho memaksanya untuk istirahat sebulan dan melakukan terapi piano. Yak sudah bisa ditebak, yang menjadi tutornya adalah Hyeon Seo.

Mereka pun kembali bertemu dan mengurai perpisahan dulu. Apalagi, Suho diputusin tanpa sebab.

Tapi, apakah membaca buku yang sama dua kali akan berhasil?

Soundtrack #2 punya jawaban yang cerdas untuk alur ceritanya.

Hyeon Seo, Wanita Pemikir yang Nggak Mau Punya Utang Budi


Sebenernya gue nggak suka-suka amat sama karakter Hyeon Seo ini apalagi karakternya konsisten sampai jelang akhir drama.

Meski emang bener kata Hyeon Seo, karakter dia adalah sesuatu yang nggak bisa dia ubah.

Hyeon Seo adalah cewe paling pemikir tahun 2023. Saking terlalu banyak berpikir, dia jadi keras banget sama dirinya sendiri bahkan sama orang-orang yang dia sayang.

Gue tau Hyeon Seo mengubur mimpinya karena kondisi tangannya. Tapi part Hyeon Seo nggak bisa menikmati hidup karena merasa kalau lu bersantai lu nggak akan berhasil itu nggak selamanya bener.

Selain emang kerja keras, kita juga harus kerja cerdas.

Hyeon Seo kerja keras melakukan semuanya sendiri, keras sama diri sendiri sampai akhirnya dia nggak ngerasa happy, nggak mau minta bantuan orang lain. Kaya... Gimana lu bisa berhasil tong?

((( Gapapa gue juga refleksi diri )))

Mau sebesar apapun orang lain cinta sama Hyeon Seo, percuma karena Hyeon Seo terlalu keras sama diri sendiri dan nggak mencintai dirinya sendiri...

Ji Suho, Alasan Kenapa Cinta Cowo Harus Lebih Besar dari si Cewe


Gue sering banget denger, katanya kalau mau hubungan langgeng tuh cinta cowo harus lebih besar. Gue nggak percaya-percaya amat, tapi dalam beberapa kasus ini terbukti.

Kaya hubungan Suho dan Hyeon Seo.

Suho terlalu kuat dan baik untuk mencintai Hyeon Seo yang belum selesai sama dirinya sendiri.

Suho ini kebalikan Hyeon Seo. Dia digambarkan dengan karakternya yang santai tapi tetap kerja cerdas. Menurut Hyeon Seo, Suho terlalu santai. Padahal, Hyeon Seo berjuang di balik semua itu.

Sampai sukses.

Bahkan walau udah sukses pun, hati Suho masih buat Hyeon Seo. Semua perasaan itu ditutupi dengan kata benci.

Tapi pada akhirnya, siapa yang bertahan sama Hyeon Seo sampai akhir? Suho.

Jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain

"Hidup tidak selalu memberi dan menerima. Kamu diizinkan hidup dalam kebaikan orang lain."

Di dunia ini kita kan nggak hidup sendiri. Kenapa sih kita merasa harus menanggung semuanya sendirian?

Apalagi Hyeon Seo ini kan punya supoort system no 1 si Suho dan ibunya juga. Bahkan ibunya tuh bilang buat nggak nanggung semuanya sendirian.

Hyeon Seo juga punya sahabat yang ngerti dia banget. Tapi Hyeon Seo ini tipe orang yang nggak mau berhutang budi. Kalau dikasih kebaikan, dia bakal bales. Repot banget.

Gue dulu juga gitu sih. Sampai gue denger kata orangtua gue yang selalu baik nolongin orang, bukan pamrih tapi orangtua gue berharap gue juga selalu dapat pertolongan saat masa sulit atau bahaya.

Akhirnya di situ gue sadar kalau bisa jadi saat orang nolong kita tuh itu bisa jadi tabungan kebaikan dia aja. Sejak saat itu kalau ada yang punya niat baik ngasih apapun gue biarkan dan berdoa semoga dia dapat kebaikan yang sama.

Buset kenapa jadi kaya konten religi gini padahal lagi review drakor.

Dengerin kata hati kamu, berani berjuang untuk yang kamu suka

"Saya nggak punya hati seluas kamu untuk bermimpi"

Semua orang punya mimpi, semua orang bermimpi. Tapi, nggak semua orang punya hati yang luas untuk kuat menjalani mimpi-mimpinya.

Ada yang memutuskan bersikap lebih realistis karena merasa mimpi itu terlalu besar untuknya.

Hyeon Seo tau apa yang dia suka, tetapi menjadikan kesukaannya sebagai mimpi tidak realistis.

Dia tersesat.

Dia nggak berani melanjutkan apa mimpinya.

Berbeda dengan Suho yang punya hati luas untuk mewujudkan mimpinya yang bahkan dianggap remeh oleh Hyeon Seo. Padahal Suho sama takutnya, sama gelisahnya. Tapi dia tetap berusaha kuat dan tidak menunjukkan ke Hyeon Seo.

Jangan terlalu keras sama diri sendiri, nikmati hal-hal sekecil apapun itu

"Kau berjalan pulang melewatkan pelangi dan bintang. Kamu melewatkan hal-hal itu."

Hyeon Seo terlalu keras sama dirinya sendiri. Dia nggak membiarkan dirinya istirahat dan mengambil jeda. Dia nggak pernah membiarkan dirinya untuk menangis dan mengatakan kesulitannya.

Dia merasa bersenang-senang itu membuang waktu. Dia merasa orang lain hidup dengan mudah. Padahal, orang lain berhenti dan beristirahat untuk menghibur dirinya sendiri setelah jatuh bangun.

Padahal, yang dibutuhkan Hyeon Seo adalah mendengarkan dirinya sendiri dan beristirahat.

Gue suka banget ketika akhirnya Hyeon Seo mendengarkan kata hatinya di dunia yang bising ini. Gue suka banget ketika akhirnya Hyeon Seo memutuskan berhenti dan tidak terburu-buru melakukan sesuatu karena merasa itu harus segera dilakukan. Gue suka banget waktu Hyeon Seo akhirnya meminta tolong untuk hal-hal paling sederhana ke Suho.

Tapi gue nggak suka karena part ini terlalu sedikit. Gue berharap lebih. Gue ingin lebih melihat Hyeon Seo mencintai dirinya sendiri.

Hubungan Hyeon Seo dan Suho: Apakah membaca buku yang sama dua kali benar hasilnya akan tetap sama?

Bagi Hyeon Seo dan Suho, iya. Buku itu hasilnya nggak berubah saat dibaca kedua kalinya, karena hati karakternya belum berubah.

Suho masih tetap seperti yang dulu. Begitu juga Hyeon Seo. Gue nggak nyalahin Hyeon Seo. Tapi sama seperti email terakhir Hyeon Seo, dia emang belum bisa benar-benar mencintai Suho atau impiannya karena dia belum sepenuhnya nyaman sama dirinya sendiri.

Tapi ketika Hyeon Seo memutuskan untuk mengikuti kata hati dan lebih berani berjuang untuk apa yang dia suka, buku itu berubah.

Karena ternyata, mau dibaca sebanyak apapun, buku itu nggak akan berubah kalau karakternya nggak ikut berubah.


Ternyata, kita yang harus berubah supaya sebuah cerita dalam buku itu tetap jadi favorit kita. Sampai kapanpun. 

Comments