Skip to main content

Highlight

Lebih Sakit Meninggalkan atau Ditinggalkan?

Explore Magelang!

“Aaaaa aku kesiangan..”

Sebuah pesan singkat kukirimkan pada Aini dan Tondo sambil mengutuk diri sendiri karena terlambat bangun. Bukan menyesal atas kecerobohanku, tetapi lebih karena terlambat bangun berarti dimaki-maki Aini dan Tondo sepanjang hari, bahkan mungkin sepanjang tahun. Aku berjanji menjemput Aini jam 7 tapi sampai di rumah Aini jam 8 dan sampai di Magelang pukul 09.00.

“Tunggu di sekitar Candi Borobudur.”

Tondo sepertinya kurang peka kalau aku dan Aini buta arah akan Magelang, dan terakhir kali aku ke Borobudur saat SMA, apalagi Aini yang terakhir kali ke sana saat TK yang berarti itu sudah belasan tahun lalu karena dia lebih tua dariku. Dengan polos dan tanpa banyak bertanya, kita melewati gapura yang bertuliskan “Selamat Datang di Kawasan Wisata Candi Borobudur” lalu berhenti di pinggir jalan menunggu Tondo lewat. Sekitar setengah jam menunggu, Tondo berkata ia sudah ada di pintu utama Candi Borobudur maka saya dan Aini segera berbalik dan mencari keberadaannya. Tapi, Tondo tidak kunjung ditemukan dan kita nyasar-nyasar. Jadi kronologisnya, saya dan Aini cuma tahu Candi Borobudur tidak jauh dari gapura wisata candi Borobudur, lah ternyata masih jauh banget. Setelah saling mengirim pesan di whatsapp sebanyak 53 pesan, kita akhirnya menemukan Tondo dan kita bertiga memasang wajah kesal semua. Aku dan Aini kesal karena Tondo susah sekali ditemukan, Tondo kesal karena aku dan Aini nggak tahu apa-apa tentang Candi Borobudur.

Akhirnya kita menuju tempat pertama kita: Rumah Kamera.

Begitu sampai, aku dan Aini melongo seketika karena realitas sangat jauh dari ekspetasi. Jadi Rumah Kamera ini ada di pinggir jalan dan di dalamnya museum berbayar Rp. 10.000. Kita hanya foto-foto di depan, di ikon rumah kamera yang hitz itu. Nggak masuk museumnya karena ngejar waktu dan aku juga udah laper banget setelah terombang-ambing.



Setelah makan, kita melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Kedung Kayang. Air terjun Kedung Kayang ini letaknya nggak jauh dari Ketep Pass. Tahun 2013 lalu udah sempet ke Air Terjun Kedung Kayang tapi belum sampai air terjunnya karena suatu alasan, baca di sini. Sebenarnya membayangkan ke Air Terjun ini udah bikin lemes karena masih  inget banget jalan menuju air terjunnya melelahkan fisik. Tapi ternyata sekarang jalannya lebih mudah karena sudah disemen. Nyatanya, kita kalau cari tempat wisata nggak pernah kira-kira perjuangannya. Kita udah kaya orang bego bolak-balik nyebrang sungai kecil cuma buat cari jalan. Tetapi semua kelelahan itu terbayar... air terjunnya keren banget!!!





Kelelahan yang sudah terbayar itu kembali terganti dengan kelelahan. Kalau pas berangkat jalannya turun, berartii pulangnya.... naik. Mungkin emang perjalanan berangkatnya aja udah cape banget, jadi pas pulang makin kerasa capenya. Bahkan aku sampai didorong Aini untuk tetap bisa berjalan naik. Ternyata ada untungnya juga punya temen yang badannya isinya lemak semua.

Sudah jam tiga dan kita masih punya satu tempat lagi yaitu air terjun Grenjengan Kembar. Awalnya kita ragu karena sudah sore dan sudah terlalu lelah.

“Dari sini ke sana berapa jam?”

“Jalan dari parkiran ke air terjunnya jauh nggak?”

“Jalannya ada tanjakan-tanjakannya nggak?”

Butuh 45 menit untuk sampai sana, jalan dari parkiran ke air terjunnya 10 menit dan medannya gampang kata Tondo. Maka kita memutuskan ke sana. Setelah melalui perjalanan yang super indah karena ditemani Gunung Merbabu, waktu sampai kita tidak melenceng sesuai rencana. Kata Tondo, waktu dia ke sana air terjunnya nggak ada airnya. Tapi pas sampai sana... ada airnya dan bagus banget! Nggak usah disuruh, kita langsung atur posisi buat foto-foto. Walaupun Cuma sebentar di sini, kita puas banget.



Perjalanan kali ini nggak terencana dengan ribet seperti liburan yang sudah-sudah. Tahu-tahu saja aku dan Aini ada di Magelang dan petualangan pun terjadi.

“Padahal niat aku main ke Magelang jalan-jalan cantik. Kenapa jadi gini deh..”

“Apa kamu bilang? Jalan-jalan cantik? Dalam liburan kita nggak pernah ada jalan-jalan cantik.”

Spontan Aini dan Tondo mengingatkan liburan-liburan  kita yang hampir semuanya selalu bikin pegel badan.

Comments